STIMULASI BERLEBIHAN
Ketika bayi digendong menghadap depan, ia
akan menerima stimulasi yang terlalu berlebihan dari sekelilingnya.
Terlalu banyak hal yang bisa dilihat bayi dalam waktu cepat yang bisa
menyebabkan ia menjadi over-excited. Sama halnya seperti saat kita naik roller-coaster, terasa menyenangkan dan seru selama 10 – 15 menit. Tapi apakah masih terasa menyenangkan bila kita naik roller-coaster lebih lama dari itu?
RASA TIDAK AMAN PADA BAYI
Dalam posisi menghadap depan ini,
orangtua berada di belakang bayi, sehingga tidak terlihat oleh bayi. Hal
ini menyebabkan bayi seringkali merasa sendirian sehingga bisa
menimbulkan kecemasan karena terpisah dari orangtuanya (separation anxiety).
Apabila bayi bisa setiap saat melihat wajah orangtuanya, ia akan lebih
mudah mengembangkan rasa percaya dan rasa aman, yang akan membantunya
lebih percaya diri menjelajah lingkungan sekitarnya, karena ia yakin
orangtuanya ada di dekatnya apabila ia membutuhkan bantuan.
FAKTOR ERGONOMIS & TULANG BELAKANG BAYI
Ketka bayi digendong menghadap depan,
posisi bayi agak condong ke depan sehingga tidak nyaman dan tidak alami
apabila dibandingkan dengan posisi digendong menghadap orangtuanya. Coba
bayangkan bila kita memeluk seseorang dari belakang punggungnya dan
memeluk berhadapan. Mana yang terasa lebih nyaman? Karena bayi cenderung
condong ke depan, kain gendongan harus bisa “menarik” bayi untuk
menjaga agar bayi tidak jatuh ke depan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa posisi ini bisa memberikan tekanan-tekanan dan rasa
sakit pada tulang punggung bayi. Bila bayi digendong di posisi ini dalam
waktu yang lama, bisa menyebabkan tulang belakang bayi melengkung. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah, posisi menggendong menghadap depan
juga menimbulkan tekanan dan rasa sakit pada punggung orangtua yang
menggendongnya, karena tidak alami dan melawan gravitasi.
MENGGANTUNG
Bayangkan apabila Anda berada dalam
posisi menggantung sebagaimana bayi yang digendong menghadap depan.
Kira-kira apa yang Anda rasakan? Selain tidak nyaman, penelitian juga
menunjukkan bahwa posisi menggantung seperti ini menyebabkan adanya
tekanan pada tulang punggung bayi (http://www.continuum-concept.org/reading/spinalStress.html). Ada juga dugaan bahwa posisi ini bisa menyebabkan hip dysplasia
(pergeseran sendi antara tulang pinggul dan tulang paha) pada bayi.
Ketika bayi berada dalam posisi menggantung, seluruh bobot bayi tertumpu
pada tulang belakangnya. Bandingkan dengan posisi digendong menghadap
orangtuanya, di mana bayi berada dalam posisi duduk yang normal,
sehingga tumpuan bobot ada pada pinggul dan paha atas. Walaupun belum
ada bukti penelitian yang akurat bahwa posisi menggantung ini bisa
menyebabkan hip dysplasia, mengingat kondisi fisik dan psikis
bayi masih dalam tahap perkembangan, kami meyakini setiap tindakan yang
dilakukani (sekecil apa pun) saat menggendong bayi menghadap depan bisa
mempengaruhi tulang punggung bayi dan bisa menyebabkan pergeseran sendi
antara tulang pinggul dan tulang pahanya, sehingga meningkatkan risiko
munculnya hip dysplasia pasca kelahiran.
gambar diambil dari SINI
gambar diambil dari SINI
gambar diambil dari SINI
Posisi menggendong yang optimal adalah
bayi menghadap orangtuanya. Seperti yang sudah diuraikan di atas, secara
psikis, posisi ini tidak menyebabkan stimulasi berlebihan pada bayi
serta bayi akan merasa lebih aman dan percaya diri karena bisa melihat
orangtuanya setiap saat. Selain itu, bayi juga tetap bisa leluasa
bergerak. Ia bisa menoleh ke kanan atau ke kiri sesukanya dan hal ini
justru akan membantu perkembangan otot leher bayi. Sebagai alternatif,
apabila bayi ingin lebih leluasa melihat sekelilingnya, Anda bisa
menggunakan posisi menggendong di pinggul Anda, sehingga bayi tetap
berada pada posisi duduk yang normal namun bisa melihat sekelilingnya.
gambar diambil dari www.bobitawrap.com
gambar diambil dari www.bobitawrap.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar