JANGAN SALAH MENDIDIK (bag.3)
penyusun: Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc
11. Khawatir yang Berlebihan
Perasaan takut terhadap keselamatan dan rasa khawatir terhadap masa
depan anak merupakan sifat yang wajar ada pada setiap orangtua. Namun,
perasaan itu akan berubah menjadi bahaya bila berlebihan dan berubah
menjadi was-was akan keselamatan anaknya, bersikap bakhil karena takut
beban biaya hidup anaknya tidak terpenuhi, dan mencintai anak secara
berlebihan.
Ketakutan
seperti itu hanya akan membuat hidup terbebani, tidak percaya dengan
takdir, dan mengurangi ketawakalannya kepada Allah. Yang ada nanti hanya
perasaan tidak tenang dan khawatir terhadap nasib anaknya. Inilah yang
kadang membuat orangtua tidak tega saat melepas anaknya menempuh
pendidikan boarding school (pondok) di pesantren. Padahal, setiap
orangtua harus menyadari bahwa suatu saat nanti anak akan berpisah
dengannya, baik untuk mencari ilmu atau mencari pekerjaan untuk
menghidupi keluarganya setelah menikah kelak.
12. Kurang Sabar dalam Menerima Hasil
Bisa jadi orangtua sudah punya target-target tertentu atas pendidikan
anaknya, atau boleh jadi orangtua telah mendidik anaknya untuk
mengganti jabatannya atau memegang perusahaannya setelah dia
meninggal. Namun, ternyata sang anak mengecewakannya. Bukan karena ia
nakal dan membangkang, melainkan karena bakat sang anak tidak sejalan
dengan keinginan dan harapan orangtuanya. Akhirnya, kita dengar orang
tua mencerca anaknya, “Tinggal belajar saja kok tidak bisa. Makanya,
belajar yang betul!”
Padahal, kita semua sadar bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
mengaruniakan kecerdasan dan kemampuan yang berbeda kepada setiap
hamba-Nya. Seharusnya orang tua bersikap bijak. Kewajiban orangtua
hanyalah berusaha semaksimal mungkin mengarahkan dan membina
anak-anaknya, sedangkan hasilnya, Allah Maha Adil dan Maha Tahu apa
yang tetbaik bagi hamba-Nya. Jadi, kenapa orangtua harus kecewa dengan
hasil yang tidak sesuai keinginannya? Bukankah lebih baik mengutamakan
kesabaran dan keistikomahan dalam mendidik dan mengarahkan anak,
daripada terpaku pada hasil akhirnya?
13. Curiga Berlebihan
Orang tua harus bersikap terbuka dan memberi kepercayaan kepada anak.
Sikap ini akan memperlancar komunikasi dan interaksi dengan anak maupun
anggota keluarga yang lain. Keterbukaan dan kepercayaan juga akan
membuat anak mencintai orangtuanya secara tulus dan memandang penuh
hormat dan kasih pada keduanya. Sebaliknya, bila orang tua mudah
menuduh
tanpa bukti, mencurigai setiap gerak-gerik anak tanpa alasan dan
menganggap anak berkhianat kepada orangtuanya, perasaan anak akan
tercabik-cabik, kekecewaan tumbuh, dan kemarahan anak kepada orangtua
akan tersulut. Apalagi bila anak merasa apa yang dituduhkan kepadanya
tidak benar.
Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam menilai
anak-anaknya. Jangan mudah curiga dan menuduh anak dengan sesuatu tanpa
alasan dan bukti hanya karena kurang cinta atau cemburu. Orang tua
juga tidak boleh meremehkan kemampuan dan kelebihan anak dengan
menganggapnya masih terlalu kecil.
Di pihak lain, sang anak pun tak boleh mudah memvonis orangtuanya
tidak sayang dan membencinya. Seharusnya seorang anak bersabar
menghadapi sikap orang tua yang kurang berkenan dan sebaiknya mencari
informasi yang sebenarnya kenapa orangtuanya bersikap demikian, dan
menghilangkan dendam kepada orangtua karena sikapnya tersebut. Sebab,
dendam yang dibiarkan bisa memutus hubungan silaturahim. Maka, pupuklah
sikap saling percaya, tumbuhkan empati, dan sikap terbuka dalam
menghadapi setiap masalah.
14. Menjauhkan Anak dari Orang Shalih
Kalau tidak bergaul dengan ulama atau orang shalih, pasti kita akan
bergaul dengan orang-orang bodoh dan ahli maksiat. Kedekatan dengan
para ulama dan orang shalih akan memotivasi anak untuk cinta pada
kebaikan, amal shalih, dan lingkungan yang bagus. Siapa yang berkumpul
dengan orang-orang baik atau hidup di lingkungan yang baik, akan
tertular kebaikannya. Dan siapa yang berkumpul dengan orang-orang buruk
atau hidup di lingkungan yang buruk, akan pula terkena getah
keburukannya.
Wahai anak shalih yang mendambakan surga, jangan biarkan dirimu
bergaul dengan orang buruk berhati serigala, orang munafik, orang fasik
dan ahli bid’ah perusak agama. Ingat, orang yang baik akan dikumpulkan
bersama orang baik dan orang yang buruk akan berkumpul dengan orang
yang buruk. Dan pada Hari Kiamat kelak, seseorang dikumpulkan bersama
orang yang dicintainya.
dari buku:
judul: “Untukmu Anak Shalih”
penyusun: Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc
penerbit: rumah penerbit al-manar
halaman: 42-45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar